Keputusan konsumen dalam pembelian ditentukan oleh tingkah laku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut. Semakin kompleks
keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk
membeli. Menurut (Kotler,2000:160): adapun jenis-jenis tingkah laku membeli
konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek,
yaitu:
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli
konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam
pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan
melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk,
kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak.
Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku
pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka
perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan
relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin
dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.
b. Tingkah laku
membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah laku membeli
konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi
sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang
mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian
barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan
diantara merek.
c. Tingkah laku
membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli
yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang
rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai
keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah
dan sering dibeli. Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan
keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi
secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka
secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan
iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen
tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek
karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen
mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli
melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti
dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena
pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk
yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga
dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen menjalani
tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh
keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.
Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
Proses Keputusan Membeli Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati
pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a.
Pengenalan masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara
keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b.
Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak
informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk
yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya.
Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Pengaruh
relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurutproduk dan pembeli. Pada
umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari
sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling
efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting
dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu
pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi
pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber
komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
c.
Evaluasi alternatif
Tahap dari proses
keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu
menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap
konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan
memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan
dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan
satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap
atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada
tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek
berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih
dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli
d.
Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan
membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang
lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih
konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang
diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa
yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
e.
Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil
tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak
puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu
pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang
diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak
puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan
konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang
mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual
melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan
hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan
prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa
pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya
sehingga pembeli akan puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar