Pengertian Kelas Sosial dan Status Sosial
ü Pengertian Status Sosial
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki
seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki
status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
ü Pengertian Kelas Sosial
Kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan
yang kurang lebih sama pula
KELAS SOSIAL
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial di dalamnya.
Strata sosial tersebut terkadang berbentuk kasta sebagaimana masyarakat Hindu
di mana individu dibesarkan dengan peran tertentu dan mereka tidak dapat
mengubah kasta mereka. Namun strata sosial lebih sering ditemukan dalam bentuk
kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen, yang tersusun secara hierarkis dengan anggota yang menganut
nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama.
Kelas sosial tidak hanya diukur berdasarkan penghasilan tetapi juga
indikator lain, seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Mereka yang
berasal dari kelas sosial yang berbeda akan memiliki cara berbusana yang
berbeda termasuk juga cara berbicara dan preferensi rekreasi yang berbeda pula.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang yang
berada pada kelas sosial yang sama cenderung bertingkah laku sama daripada
orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, mereka yang menjadi
anggota suatu kelas sosial akan memiliki perasaan inferior atau superior di
kelas sosial mereka masing-masing. Artinya orang yang berada di kelas sosial
yang lebih tinggi merasa diri mereka lebih baik (superior) dibandingkan orang
dari kelas yang lebih rendah. Ketiga, kelas sosial seseorang lebih ditandai
oleh sekumpulan variabel seperti: pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan,
pendidikan, dan pandangan terhadap suatu nilai. Keempat, individu dapat pindah
dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain ke atas dan ke bawah sepanjang
hidup mereka. Luasnya mobilitas itu tergantung pada tingkat fleksibilitas
stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat.
Kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda
dalam banyak hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu
luang, dan sebagainya. Beberapa pemasar memusatkan usaha mereka pada satu kelas
sosial. Kelas sosial berbeda dalam hal preferensi media, konsumen kelas atas menyukai
majalah dan buku sementara konsumen kelas bawah menyukai televisi. Bahkan dalam
media seperti televisi, konsumen kelas atas lebih menyukai program berita atau
film, sedangkan konsumen kelas bawah lebih menyukai sinetron atau infotainment.
Juga terdapat perbedaan bahasa di antara kelas sosial. Pengiklan harus menyusun
naskah dan dialog yang akrab dengan kelas sosial yang dituju.
FAKTOR SOSIAL
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi' oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial.
Kelompok Acuan. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok
yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku individu. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap
individu dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah
kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang
berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga
menjadi anggota kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, profesional dan
asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dengan interaksi yang tidak
begitu rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka
sekurang-kurangnya melalui tiga jalur. Kelompok acuan menghadapkan seorang
individu pada perilaku dan gaga hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhi
perilaku dan konsep pribadi seseorang. Kelompok acuan menciptakan tekanan
kepada individu anggota kelompok untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mempengaruhi
pula pilihan produk dan merek individu bersangkutan.
Orang juga dipengaruhi oleh kelompok di luar kelompok mereka.
Kelompok yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aspirasional,
sedangkan kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak seseorang dinamakan
kelompok disosiatif. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan pelanggan
mereka. Namun tingkat pengaruh kelompok acuan terhadap produk dan merek adalah
berbeda-beda. Kelompok acuan mempunyai pengaruh yang kuat atas pilihan produk
tertentu, seperti mobil, televisi, furniture, pakaian, bir, dan rokok.
Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi
oleh pengaruh kelompok harus menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi para
pemimpin opini pada kelompok acuan. Pemimpin opini (opinion leader) adalah
orang yang langsung berhubungan dengan produk; ia memberikan saran atau
informasi tentang produk atau jenis produk tertentu, seperti: merek apa yang
terbaik atau bagaimana manfaat produk tertentu. Pemimpin opini ditemukan di
dalam semua strata masyarakat dan seseorang dapat menjadi pemimpin opini dalam
produk tertentu dan menjadi pengikut dalam produk lainnya. Pemasar berusaha
menjangkau pemimpin opini dengan mengidentifikasi ciri-ciri demografis dan
psikografis yang berkaitan dengan pemimpin opini, mengidentifikasi media yang
dibaca pemimpin opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.
Remaja di kota besar, misalnya Jakarta, biasanya menjadi pemimpin
opini dalam mode berpakaian. Cara mereka berbusana selanjutnya menyebar kepada
kaum muda utama di kota-kota lainnya. Produsen pakaian dapat memantau gaya dan
perilaku pemimpin opini ini agar dapat menarik pasar kaum muda yang
berubah-ubah.
Keluarga merupakan organisasi pembelian paling penting
dalam masyarakat yang telah menjadi objek penelitian yang luas. Bagi seorang individu,
keluarga adalah kelompok acuan primer paling berpengaruh. Dari orang tua,
seseorang biasanya mendapatkan orientasi mengenai agama, ambisi pribadi, harga
diri, dan cinta. Bahkan jika seseorang tidak lagi berinteraksi secara mendalam
dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilakunya biasanya masih tetap
signifikan.
Keterlibatan suami istri biasanya berbeda-beda bergantung pada jenis
produknya. Istri biasanya bertindak sebagai agen pembelian utama keluarga,
terutama untuk makanan, berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian
sehari-hari. Dalam hal produk dan jasa yang mahal seperti membeli rumah atau
mobil, istri dan suami terlibat dalam pengambilan keputusan. Pemasar perlu
menentukan anggota mana yang biasanya memiliki pengaruh yang lebih besar dalam
memilih bermacam-macam produk. Sering kali, hal itu merupakan masalah siapa
yang lebih berkuasa atau lebih ahli.
Dengan adanya kemajuan pesat wanita di tempat kerja, khususnya dalam
pekerjaan-pekerjaan non-tradisional, pola pembelian rumah tangga tradisional
perlahan-lahan berubah. Pergeseran nilai sosial menyangkut pembagian kerja
rumah tangga telah juga memperlemah konsepsi baku seperti "wanita membeli
semua barang rumah tangga." Riset terbaru menunjukkan bahwa walaupun pola
pembelian tradisional masih bertahan, suami istri modern lebih berkeinginan
untuk berbelanja secara patungan untuk produk-produk yang secara tradisional
dianggap berada di bawah kontrol terpisah dari pihak suami atau isteri. Oleh
karena itu, para pemasar barang kebutuhan sehari-hari membuat kesalahan jika
mereka berpikir bahwa wanita merupakan pembeli utama atau satu-satunya produk
mereka. Sama halnya, para pemasar produk-produk yang secara tradisional dibeli
pria mungkin mulai perlu berpikir tentang wanita sebagai pembeli. Pergeseran
pola pembelian yang lain adalah kenaikan jumlah uang yang dikeluarkan dan
pengaruh yang dimiliki oleh anak-anak dan remaja. Sekarang ini merupakan era di
mana anak-anak tidak hanya dilihat dan didengar tetapi juga dilayani.
Peran dan Status. Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok
sepanjang hidupnya keluarga, klub, organisasi, dan sebagainya. Kedudukan orang
itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status. Hakim Mahkamah Agung memiliki status
yang lebih tinggi daripada manajer penjualan, dan manajer penjualan memiliki
status yang lebih tinggi daripada pegawai kantor. Orang-orang memilih produk
yang dapat mengomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Oleh karena
itu, direktur utama perusahaan sering mengendarai Mercedes, memakai pakaian
yang mahal, dan minum-minuman beralkohol Chivas Regal. Pemasar menyadari
potensi simbol status dari produk dan merek.
Faktor Penentu Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas
sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena
strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja
disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama.
Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara realitas,
disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan
ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan
seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi
seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan
unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek
struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan
adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek
fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang
harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya
status seseorang, yaitu:
1. Kriteria
kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas
atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi
(kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan
atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/
mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang
diinginkan tanpa perlawanan).
Faktor Penentu Kelas Sosial
Beberapa
indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
a.
Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosiai/kelas
sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu
cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup
atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut
diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup
kelas sosial tertentu.
Dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak
sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun
demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status
kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak
uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang
kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam
sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan
melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya
yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki
sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan
dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh
dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang
berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal
lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau korupsi.
Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi
gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai yang penting;
hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran
tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
b.Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam
jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa
jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal
ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih
menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi
Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih
tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah
lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun
demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun
korelasinya masih jauh dari sempuma.
Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah
kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena
bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau
polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat
hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya
rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari
semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial
yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan
pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa
menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja,
dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga
selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi
keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari
cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan
pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu
indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu,
pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial
seseorang.
b.
Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya
dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi.
Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia.
Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga
melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara -
perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada
pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan
perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor.
Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat
pendidikan mereka sebanding.
Pengukuran
Kelas Sosial
1) Aristoteles
membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
o
Golongan sangat kaya
o
Golongan kaya
o
Golongan miskin
Aristoteles
menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
Ket :
ü Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat.
Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
ü Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di
dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
ü Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat.
Mereka kebanyakan rakyat biasa.
c.
Berdasarkan Golongan
2) Karl Marx
juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan
kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan
menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan
proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk
didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl
Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam
kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian,
dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan
kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
Apakah kelas
sosial berubah?
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti roda kehidupan
yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status sosial yang tinggi
atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang lambat laun akan berada
di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi berjaya, kaya, atau di hormati
seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas sosial berubah perubahan itu juga
akan mempengaruhi perilaku dan selera konsumen terhadap suatu barang. Misalnya
seorang yang biasa mengkonsumsi nasi dari beras yang mempunyai kualitas yang
rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya atau memperoleh rezeki yang berlebih
maka ia akan merubah beras yang di konsumsi dari yang berkualitas rendah ke
kualitas yang lebih tinggi. Dan ini juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan
produksi suatu barang maupun jasa.
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda – beda
sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat apabila ingin
memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya
menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat
diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau memiliki status
sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru,
bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan
untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah. Penggunaan iklan
pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih
kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak mementingkan sebuah
kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran
yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.
Referensi :
Perilaku
pembeli – learningsite.gunadarma.ac.id
http://tika44.blogspot.com/2013/01/pengaruh-kelas-sosial-dan-status-pada.html
http://liyapoet.wordpress.com/2014/01/24/perilaku-konsumen-bab-xi-xiv/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar